Senin, 14 Oktober 2013

berbeda

keramaian kampus tak dapat melukis senyuman indah di wajahku.
suara langkah kaki yang bergantian melewatiku disudut kantin juga tak mempu mebuat lamunanku buyar. sepertiga jam aku duduk sendiri tanpa teman.  '' dek,, kenpa kok melamun " suara yang tak asing menyapaku sambil melambaikan tangan didepan mukaku. " eh,, abng,, hehehe gag ada ni, lagi nunggu temen bng " menjawab sambil garuk-garuk kepala. dengan enaknya dia langsung mengambil posisi duduk disampingku.  seandainya jantungku ini hanya ditempelin pakek perekat mungkin bisa copot mendadak, atau untung saja dia bukan dokter yang selalu membawa alat peiksa jantung, bisa malu aku dibuatnya.  kalau lagi jauh   pinginnya selalu lihat dia, tapi kalau lagi deket gini yang dibilang hanya obrolan-obrolan gak penting, itulah rasa.
benteng begitu tinggi,,,
sulit untuk ku gapai,,,,
tuhan memang satu,,,
kita yang tak sama,,,
iman kita yang berbeda,,,
dikamar yang cukup adem untuk menenagkan otak yang seharian digunakan mikir keras, sekeras batu.  mangalun indah suara marcell menyatu dalam lamunanku tentang dia, teringat masa lalu yang sampai sekarang sulit untuk dilupakan,, lagu ini menjadi favoritku semenjak akau tau dan aku paham,, teringat tentang 2 tahun yang lalu, saat aku jujur akan perasaan ini, meski aku terkadang takut untuk mengingatnya kembali.  tepatnya selelsai ospek dikampus, aku memberanikan diri untuk mengirim pesan kepada dia, bahwa aku telah memendam rasa sejak SMP dan kini aku kuliah, namun aku menyadari itu bahwa kita tidak akan bisa menyatu,, cukuplah rasa ini aku bungkus rapi-rapi dan kusimpan dalam ingatan memori yang terdalam. perbedaan yang cukup kuat membuat kami tak bisa.
melihat dia sudah cukup bagiku, walau tak memiliki.
cinta kita memang berbeda, keyakinan.

Minggu, 13 Oktober 2013

beda itu nyata

keramaian tak dapat membuat hati ini ceria
tak kuasa hati terima kenyataan
kenyataan yang sulit diterima,,
saat aku tau, kita berbeda
bukan hanya kebudayaan,
adat, norma dan bahasa,,
namun iman kita juga berbeda
perbedaan ini begitu nyata
tak dapat aku menggantungkan ornamen ketupat dipohon natalmu

yakin

diam dalam gelap,,,
sunyi dalam ramai,,
hampa dalam kesepian,,,
ruang kosong seakan tak ada yang mengisi,,,
dedaunan gugur seiring gugurnya rasaku
terhadapmu,,,
hening malam mewakili perasaanku,,,
senyap memeluk erat tubuh ini,,
sepi menjadi selimut yang tak kunjung usai,,,
namu,,,
seberkas cahaya mengingatkanku
akan TUHAN,,,
perlahan senyap, sepi memudar seiring waktu,,,
bangkit,, bangkit dari keterpurukan cinta semu,,,
cinta yang hanya membuat dosa,,,
yang hanya membuat galau,,
dan tidak membuat bahagia,,,
yakin,, yakin akan ada cinta yang tulus,, abadi dari-NYA,,,

membekas

detik demi detik seakan cepat berlalu
nama tinggallah nama,,,
hanya gambar
sejarah
yang tersisa,,,,
o pahlawan ku,,,
kau begitu berjasa untuk negri ini,,,
meski kini kau hanyalah tinggal sebuah nama dan gundukkan tanah
namun semangatmu akan tetap membekas dan berkobar dihati kami,,,