Selasa, 25 Februari 2014

dia very cool

adzan magrib menggema dimasjid belakang rumah ku, seolah menyadarkan ku dalam lamunan semu.  hayal indah yang tak pantas aku impimkan.  dia, yang selalu menjadi hantu dalam hari-hari ku, menghias mimpi dalam tidur malam ku. bergegas aku menunaikan 3 rakaat, tak lupa aku selipkan do'a untuk dia.
tut tut tut tut.. ku sambar dengan cepat handpon yng berada tak jauh dari sampingku, berharap dia mengirim pesan pada ku.  tapi  ah itu tidak mungkin, rasanya mimpi jika dia yang terlebih dulu  mengirim pesan kepada ku, hanya untuk menanyakan kabar.  sedangkan dia tak kenal aku siapa.  dengan jemari yang mungil bila dilihat dari monas aku membuka pesan itu, o ternyata dari pacar setia yah siapa lagi kalau bukan mas-mas operator yang mengirim pesan.  merebahkan badan kekasur dengan mendengarkan musik bervolume kencang itulah salah satu kebiasaan ku disetiap malam, yang ditemani dengan bayangan semu yang tak berujung.

hingga subuh tiba dan indahnya suara bilal menggema menyerukan nama pencipta yang maha kuasa.  dengan mata sipit-sipit seperti korea badan sempoyongan seperti mabuk semalam, ya tepatnya mabuk karena selalu memikirkan dia.  seperti biasa menjadi seorang muslim tak pernah telat menjalankan ibadah 5 waktu itu lah sholat.  
'' eh.. kenapa senyum-senyum sendiri '' suara yang tak asing terdengar dekat ditelinga ku, siapa lgi kalau bukan abang yang selalu usil.  " hehehe gak ada apa-apa, uuuu kepo loe bang " dengan nada sok sinis aku menjawab pertanyaan abng yang mengaku dirinya kece mirip aktor axel metthew.  ya meski dia bukan abng kandung tapi baiknya gak kalah deh kayak abng kandung.  " abang ku yang ganteng, nanti antar aku ya ke toko buku " pintaku sambil merengek seperti anak kecil yang meminta mainan pada ayahnya, " iii ada maunya aja panggil-panggil aku ganteng " jawabnya sambil melempar senyum manis andalannya, " gak mau juga gak apa, aku pergi sendiri " dengan nada sedih dan muka murung kupalingkan wajah dari pandangannya. " ia ia dedek aku yang manis sedunia akhirat nanti abng antarin " rayunya sambil mengusap kelapaku penuh sayang,  hanya senyuman yang bisa aku balas.  

" sitiiiii,,, cepetan kenapa sii " teriak nya padaku yang masih pilih-pilih baju apa yang pas dipakai. " iaaa abng sebentarrrrrr " teriakku tak kalah kencang, seperti rumah milik kita berdua seenaknya teriak-teriak.  berlarian kecil aku menghampiri abang yang sudah dari tadi menunggu diatas motor dengan memasang wajah bete.  " ia ia maaf bang " dengan memasang wajah melas aku meminta maaf, " y sudah buruan naik ".

tidak lama kami berdua sampai ditempat tujuan, toko buku.  diparkiran tidak sengaja bertemu dengan cewek sekece badai, tidak terasa mata ku terbelalak melihat cewek yang berjalan lemah gemulai bak bidadari turun dari khayangan melintas didepanku, wangi semerbak. tepukkan keras mendarat dikening lebar yang tertutup rapat oleh jilbab, ya siapa lagi kalau bukan abng yang sok kece. " oi lu tu normal apa gak si " tanyanya sambil muka bingung menatap ku yang masih terpaku dalam posisi berdiri " eh ee iaya bng, gua normal lah.. tadi itu kaget kok ada ya cewek kece seperti itu " panjang lebar penjelasan ku yang mungkin tak didengar olehnya karena dia sudah menjauh dari tempatku berdiri.  butuh lari kecil untuk mengejar langkah yang segede gajah.  memasuki tokoh yang penuh akan pengunjung rasanya sumpek didada,  bang niko sibuk dengan buku yang dilihatnya tidak lain tidak bukan buku resep masakan, tampang kece hobby masak, itu abang ku.  dengan lihai aku mengobrak abrik buku yang tertata rapi dirak buku toko, apa yang ku cari tak juga ku temukan, tidak lama aku melihat tangan seorang cowok memegang buku yang kucari.  lagi-lagi aku harus terpaku pada posisi berdiri, ternyata dia yang selama ini hadir dalam mimpiku, ku bayangkan dan hadir dalam hayalan indah ku, lewat begitu saja didepanku tanpa melihat sekeliling.  gayanya yang membuat aku sesak nafas sejenak saat melihatnya, membuat aku jantungan saat dia lewat.  style yang tak pernah aku lupakan, kemeja panjang, earpond tergantung dileher, topi yang selalu dia kenakan kemana-mana. oh my god he very cool. kali ini yang mendarat dipundakku bukan lagi tangan manusia seperti biasa, tapi buku yang cukup tebal mendarat dibahuku. braaakk ,,, mengejutkan,,, prang retak hayalan indah bersama dia.
" oi sadar oi,,, ngimpi aja kerjaan lu dek,, ini di toko buku bukan tempat tidur " ucap bang niko yang ku dengar samar-samar. bagaikan obat bius yang dapat membius seketika, senyumannya membuat hatiku terenyuh meski senyuman itu bukan untuk aku, seandainya itu senyuman untuk aku o pasti seperti oarng gila aku dibuatnya.
keramain toko seakan tak dapat mersakan kebahagiaanku bertemu dia yang tak tau siapa namanya.  akankah selamanya seperti ini, ya hanya aku yang tau.